Selasa, 04 Oktober 2022


 

Menulis Puisi

 

Pertemuan                : 18

Moderator                  : Bpk. Dail Ma’ruf

Nara Sumber             : Ibu. Dra. E. Hasanah, M. Pd

Tema                          : Menulis Puisi

 

Assalamu’alaikum Teman-teman

Kelas Belajar Menulis PGRI Gelombang 27 kali ini sudah mencapai pertemuan ke 18. Kelas kali ini yang bertugas sebagai moderator adalah Bpk. Dail Ma’ruf. Beliau adalah Alumni  BM Gelombang 20.

Narasumber pada kesempatan kali ini adalah Ibu. Dra. E. Hasanah, M. Pd. Beliau Adalah seorang Pengawas Sekolah Madrasah Aliyah. Banyak buku-buku karya beliau yang sudah terbit, dan sebagian besar adalah buku tentang puisi. Beliau juga alumni kelas BM gelombang 18. Beliau baru saja menyelesaikan pendidikan S3 nya dalam ilmu pendidikan program studi manajemen pendidikan sesuai dengan tugasnya sebagai pengawas pada Madrasah Aliyah.

Materi yang disampaikan oleh nara sumber pada kali ini adalah tentang Menulis Puisi.

Teman-teman

Pernahkah teman-teman membuat atau menulis puisi?, tentang apa saja, apakah sulit membuat puisi?, mungkin jawaban awal ya memang sulit membuat puisi apalagi kita belum tahu cara-caranya maupun tekniknya. Namun jika kita sudah tahu caranya maupun tekniknya, pasti tidak akan sulit membuat puisi, atau bahkan bisa ketagihan membuat puisi, siapa tahu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat.

Nara sumber menjelaskan terdapat tiga (3) pengertian Puisi menurut KBBI

1.   Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan lirik dan bait

2. Gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunti, irama, dan makna khusus.

3.    Sajak



Dan pegertian puisi menurut HB Yassin adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.


Jenis puisi yang kita kenal itu ada dua jenis yaitu :

  1. Puisi Lama, ialah puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu jumlah kata dalam 1 baris, jumlah baris dalam 1 bait, persajakan (rima), dan banyak suku kata tiap baris.
  2. Puisi Baru, ialah puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan yang mana bentuknya bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Pengertian Rima dalam puisi itu adalah bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi dan menggambarkan perasaan penulisnya.

Sedangkan irama adalah pengulangan bunyi yang biasanya tersusun rapih.

Matra dalam puisi adalah ukuran banyaknya tekanan irama.

Larik dalam puisi itu adalah baris dalam puisi, bisa satu kata, bisa frase, bisa pula sebuah kalimat.


Contoh Puisi Baru karya Pujangga Dr. Nastain 

Dalam remang senja aku teringat

Ketika rasa itu menjelma

Aku terbuai dengan merdu suaramu


Termenung menyaksikan senyum terindah

Sampai menuju suatu arah

Yang membawaku larut dalam resah

Resah memikirkanmu aku terperangah


Pandangan itu membuatku melayang

Hingga pada titik dimana aku sedang tidak mengerti

Mengapa aku seperti ini

Bahwa cinta masih menguasaiku

Rasa ini mengalir tiada henti

 

Tatapan itu selalu menjadi candu untukku

Tatapan yang menyiratkan sebuah rasa yang tak aku tau

Tapi aku dapat merasakan rasa yang sedang ia rasakan

Semoga ini bukan hanya feeling

Tapi ini nyata dan segera terjadi.

 

Dulu aku kira kau hanya akan aku jadikan pelampiasan

Tapi sekarang, perasaan itu tumbuh tanpa aku sadari

Dan semoga kau bahagia mendengarnya

Karena saat ini kau bukan lagi pelampiasan

Melainkan rumah menetap ternyaman bagiku.

 

Tuhan

Bolehkah aku beristirahat sekejap saja?

Aku lelah dengan semua ini

Ingin pergi tapi tak mampu

 

Apakah aku tak ditakdirkan untuk bahagia?

Kenapa setiap kali aku bahagia selalu saja di hancurkan?

Bahkan mereka tak pernah mengharapkan kehadiranku

Apakah aku ini tak berguna?

 

Aku ingin pergi

Aku ingin bahagia dan merasakan ketulusan dari seseorang

Kenapa aku selalu di patahkan?

Kenapa aku harus di hancurkan?

Kenapa aku tak di anggap ada?

 

Jika mereka tak ingin aku ada

Kenapa mereka merawatku

Aku tak pernah berharap dilahirkan

Aku tak pernah berharap tuk di cintai

Aku tak pernah berharap tuk di hargai

Karena aku hanya akan menjadi beban hidup mereka

 

Dalam janjiku kala itu

Akan ku kunci hatiku untuk siapapun

Tapi kau hadir menaburkan rindu

Membuatku tanpa sadar menjadi candu

 

Canduku akan rindumu

Rindu yang katamu tak lagi bersuara merdu

Kala kekasih hati tak membalas salammu

Rinduku padamu juga tak sampai, tapi hatiku tak 'kan gentar

 

Bisakah cinta mempersatukan disaat rindu berlainan?

Bisakah hidup jadi sempurna disaat tanpamu, dayita?

Dayita kalbu katanya

Berirama layaknya lagu asmara

 

Aku hanya mampu menyuarakan pada Tuhan

Perihal rasa yang tumbuh tanpa pegangan juga perihal rindu yang tak terbalas karena berbeda perasaan

Rasaku ditanggung sendiri tak mau di ungkapkan

Mungkin sampai waktu yang menyingkap takdir kehidupan

 

Harap dan rasa mencuat

Beku, ngeri, menyayat hati

Kupikir dunia itu indah

Nyatanya semua semu belaka

 

Amaraloka

Cinta, kasih, hati, romansa

Akankah bisa tanpa bhama?

 

Kupinang kalbu merenggut malam syahdu

Memejamkan mata membina romansa

Saban hari bersama rasa

Kuagungkan cinta dalam amaraloka

 

Aduhai kasih dan sayang yang kian membara

Kupinta satu tuk jangan mendua

Kupinta dua tuk jangan mementingkan bhama

Kupinta banyak untuk saling menjaga dalam amaraloka

Semoga tetap bersama sampai ajal tiba.

 

Ada sapa yang tak bernama

Mengoceh ulah membual makna sayang

Menggaruk isi kepalaku

Lalu, langsung menggoda I love You

 

Dari kelam yang pernah surut

Pada badai yang menerjalkan kapal

Hingga harap setinggi tempat bintang

Ternyata belum setahun sudah dihilang

Oleh wanita penggoda perebut tuan

 

Mungkin saja, kau macan yang liar

Hingga takdir meredupkan rasaku tanpa pijar

Mungkin saja, ada yang datang lalu menghibur

Sebab insan yang tak berarah

Berkeliaran memburu kedamaian

 

Dari sebuah pergi, di sini lahir rindu yang suci. 

Mungkin, hanya ini yang bisa kujaga abadi, tak lekang macam cintamu yang layu ketika diuji. 

Rindu ini tak kubiarkan mati, meski legam dibakar sepi.

Rindu ini tak kubiarkan mati, sebelum masa memutus nadi.

Rindu ini tak kubiarkan kau ambil kembali, sekalipun kau tawarkan kata kembali.

Rindu ini entah kapan mati, sekalipun kupinta ia abadi. [Nasta'in]



Narasumber memberikan tips dalam membuat puisi, yaitu :

1.    Adanya rasa suka dahulu terhadap puisi

2.    Menentukan tema dan judul

3.    Merangkai kata dengan diksi dan Rima yg tepat, dan memakai majas

4.    Menentukan bait

5.    Menggunakan imajinasi untuk mengembangkannya. 

Berikut adalah langkah-langkah membuat Puisi :

1.    Menentukan gaya puisi.

2.    Menentukan tema dan judul puisi.

3.    Membayangkan suasana.

4.    Menggunakan gaya bahasa.

5.    Kembangkan puisi seindah mungkin.

6.    Menulis puisi.

Bagaimana teman-teman?, ternyata mudah ya membuat puisi jika kita paham dengan tips dan langkah-langkahnya. Kebetulan penulis juga sedang belajar membuat puisi.

Semoga bermanfaat

Salam hangat penuh semangat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Persiapan Menjelang Liburan   Assalamualaikum... Hai Teman-teman... Beberapa saat lagi kita akan memasuki masa liburan, liburan kali...