Menulis
Puisi
Pertemuan : 18
Moderator :
Bpk. Dail Ma’ruf
Nara
Sumber : Ibu. Dra.
E. Hasanah, M. Pd
Tema : Menulis Puisi
Assalamu’alaikum Teman-teman
Kelas Belajar Menulis PGRI Gelombang 27 kali ini sudah mencapai pertemuan ke 18. Kelas kali ini yang bertugas sebagai moderator adalah Bpk. Dail Ma’ruf. Beliau adalah Alumni BM Gelombang 20.
Narasumber pada kesempatan kali ini adalah Ibu. Dra. E. Hasanah, M. Pd. Beliau Adalah seorang Pengawas Sekolah Madrasah Aliyah. Banyak buku-buku karya beliau yang sudah terbit, dan sebagian besar adalah buku tentang puisi. Beliau juga alumni kelas BM gelombang 18. Beliau baru saja menyelesaikan pendidikan S3 nya dalam ilmu pendidikan program studi manajemen pendidikan sesuai dengan tugasnya sebagai pengawas pada Madrasah Aliyah.
Materi yang disampaikan oleh nara sumber pada kali ini adalah tentang Menulis Puisi.
Teman-teman
Pernahkah teman-teman membuat atau menulis puisi?, tentang apa saja, apakah sulit membuat puisi?, mungkin jawaban awal ya memang sulit membuat puisi apalagi kita belum tahu cara-caranya maupun tekniknya. Namun jika kita sudah tahu caranya maupun tekniknya, pasti tidak akan sulit membuat puisi, atau bahkan bisa ketagihan membuat puisi, siapa tahu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat.
Nara
sumber menjelaskan terdapat tiga (3) pengertian Puisi menurut KBBI
1. Ragam
sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan lirik
dan bait
2. Gubahan
dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga
mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus
lewat penataan bunti, irama, dan makna khusus.
3.
Sajak
Dan
pegertian puisi menurut HB Yassin adalah suatu karya sastra yang diucapkan
dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap
suatu hal atau kejadian tertentu.
Jenis
puisi yang kita kenal itu ada dua jenis yaitu :
- Puisi Lama, ialah puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu jumlah kata dalam 1 baris, jumlah baris dalam 1 bait, persajakan (rima), dan banyak suku kata tiap baris.
- Puisi Baru, ialah puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan yang mana bentuknya bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Pengertian Rima dalam puisi itu adalah bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi dan menggambarkan perasaan penulisnya.
Sedangkan irama adalah pengulangan bunyi yang biasanya tersusun rapih.
Matra dalam puisi adalah ukuran banyaknya tekanan irama.
Larik dalam puisi itu adalah baris dalam puisi, bisa satu kata, bisa frase, bisa pula sebuah kalimat.
Contoh Puisi Baru karya Pujangga Dr. Nastain
Dalam
remang senja aku teringat
Ketika
rasa itu menjelma
Aku
terbuai dengan merdu suaramu
Termenung
menyaksikan senyum terindah
Sampai
menuju suatu arah
Yang
membawaku larut dalam resah
Resah
memikirkanmu aku terperangah
Pandangan
itu membuatku melayang
Hingga
pada titik dimana aku sedang tidak mengerti
Mengapa
aku seperti ini
Bahwa
cinta masih menguasaiku
Rasa
ini mengalir tiada henti
Tatapan
itu selalu menjadi candu untukku
Tatapan
yang menyiratkan sebuah rasa yang tak aku tau
Tapi
aku dapat merasakan rasa yang sedang ia rasakan
Semoga
ini bukan hanya feeling
Tapi
ini nyata dan segera terjadi.
Dulu
aku kira kau hanya akan aku jadikan pelampiasan
Tapi
sekarang, perasaan itu tumbuh tanpa aku sadari
Dan
semoga kau bahagia mendengarnya
Karena
saat ini kau bukan lagi pelampiasan
Melainkan
rumah menetap ternyaman bagiku.
Tuhan
Bolehkah
aku beristirahat sekejap saja?
Aku
lelah dengan semua ini
Ingin
pergi tapi tak mampu
Apakah
aku tak ditakdirkan untuk bahagia?
Kenapa
setiap kali aku bahagia selalu saja di hancurkan?
Bahkan
mereka tak pernah mengharapkan kehadiranku
Apakah
aku ini tak berguna?
Aku
ingin pergi
Aku
ingin bahagia dan merasakan ketulusan dari seseorang
Kenapa
aku selalu di patahkan?
Kenapa
aku harus di hancurkan?
Kenapa
aku tak di anggap ada?
Jika
mereka tak ingin aku ada
Kenapa
mereka merawatku
Aku
tak pernah berharap dilahirkan
Aku
tak pernah berharap tuk di cintai
Aku
tak pernah berharap tuk di hargai
Karena
aku hanya akan menjadi beban hidup mereka
Dalam
janjiku kala itu
Akan
ku kunci hatiku untuk siapapun
Tapi
kau hadir menaburkan rindu
Membuatku
tanpa sadar menjadi candu
Canduku
akan rindumu
Rindu
yang katamu tak lagi bersuara merdu
Kala
kekasih hati tak membalas salammu
Rinduku
padamu juga tak sampai, tapi hatiku tak 'kan gentar
Bisakah
cinta mempersatukan disaat rindu berlainan?
Bisakah
hidup jadi sempurna disaat tanpamu, dayita?
Dayita
kalbu katanya
Berirama
layaknya lagu asmara
Aku
hanya mampu menyuarakan pada Tuhan
Perihal
rasa yang tumbuh tanpa pegangan juga perihal rindu yang tak terbalas karena
berbeda perasaan
Rasaku
ditanggung sendiri tak mau di ungkapkan
Mungkin
sampai waktu yang menyingkap takdir kehidupan
Harap
dan rasa mencuat
Beku,
ngeri, menyayat hati
Kupikir
dunia itu indah
Nyatanya
semua semu belaka
Amaraloka
Cinta,
kasih, hati, romansa
Akankah
bisa tanpa bhama?
Kupinang
kalbu merenggut malam syahdu
Memejamkan
mata membina romansa
Saban
hari bersama rasa
Kuagungkan
cinta dalam amaraloka
Aduhai
kasih dan sayang yang kian membara
Kupinta
satu tuk jangan mendua
Kupinta
dua tuk jangan mementingkan bhama
Kupinta
banyak untuk saling menjaga dalam amaraloka
Semoga
tetap bersama sampai ajal tiba.
Ada
sapa yang tak bernama
Mengoceh
ulah membual makna sayang
Menggaruk
isi kepalaku
Lalu,
langsung menggoda I love You
Dari
kelam yang pernah surut
Pada
badai yang menerjalkan kapal
Hingga
harap setinggi tempat bintang
Ternyata
belum setahun sudah dihilang
Oleh
wanita penggoda perebut tuan
Mungkin
saja, kau macan yang liar
Hingga
takdir meredupkan rasaku tanpa pijar
Mungkin
saja, ada yang datang lalu menghibur
Sebab
insan yang tak berarah
Berkeliaran
memburu kedamaian
Dari sebuah pergi, di sini lahir rindu yang suci.
Mungkin, hanya ini yang bisa kujaga abadi, tak lekang macam cintamu yang layu ketika diuji.
Rindu ini tak
kubiarkan mati, meski legam dibakar sepi.
Rindu ini tak kubiarkan mati, sebelum masa memutus nadi.
Rindu
ini tak kubiarkan kau ambil kembali, sekalipun kau tawarkan kata kembali.
Rindu
ini entah kapan mati, sekalipun kupinta ia abadi. [Nasta'in]
Narasumber
memberikan tips dalam membuat puisi, yaitu :
1.
Adanya
rasa suka dahulu terhadap puisi
2.
Menentukan
tema dan judul
3.
Merangkai
kata dengan diksi dan Rima yg tepat, dan memakai majas
4.
Menentukan
bait
5. Menggunakan imajinasi untuk mengembangkannya.
Berikut
adalah langkah-langkah membuat Puisi :
1.
Menentukan
gaya puisi.
2.
Menentukan
tema dan judul puisi.
3.
Membayangkan
suasana.
4.
Menggunakan
gaya bahasa.
5.
Kembangkan
puisi seindah mungkin.
6. Menulis puisi.
Bagaimana teman-teman?, ternyata mudah ya membuat puisi jika kita paham dengan tips dan langkah-langkahnya. Kebetulan penulis juga sedang belajar membuat puisi.
Semoga bermanfaat
Salam
hangat penuh semangat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar