Jumat, 30 September 2022

Mengenal Penerbit Indie

 


Mengenal Penerbit Indie

 

Pertemuan                : 17

Moderator                  : Ibu Helwiyah

Nara Sumber             : Bpk. Mukminin, S. Pd, M. Pd

Tema                          : Mengenal Penerbit Indie

 

Assalamu’alaikum Teman-teman

Kelas Belajar Menulis PGRI Gelombang 27 kali ini sudah mencapai pertemuan ke 17. Kelas kali ini yang bertugas sebagai moderator adalah Ibu Helwiyah. Beliau adalah Alumni BM Angkatan 20.

Narasumber pada kesempatan kali ini adalah Bpk. Mukminin, S.Pd., M.Pd. Beliau adalah Alumni Kelas BM Gelombang 8. Beliau lahir di Jombang, 6 Juli 1965. Beliau pernah bersekolah di SDN dan SMP Segodorejo  Sumobito 1979, Lulus SPN Jombang 1985,  Lulus D2  IKIP NEGERI Surabaya tahun1987. Lulus S1 IKIP PGRI Tuban 1998, kemudian Lulus S2 UNISDA LAMONGAN 2012. Jurusan Bahasa dan Sarta Indonesia. Saat ini Beliau adalah Guru di SMPN I Kedungpring Lamongan Jawa Timur. Beliau juga merupakan seorang Direktur dari Penerbit buku Kamila Press Lamongan. Beliau juga sudah banyak menerbitkan buku antologi maupun buku solo.

Materi yang disampaikan oleh nara sumber pada kali ini adalah tentang Mengenal Penerbit Indie.

Teman-teman

Dalam menerbitkan buku yang sudah kita tulis dan buat, ada bermacam-macam penerbit yang bisa menjadi pilihan, namun kita harus bisa memilih mana penerbit yang benar-benar sudah besar atau biasa disebut Penerbit Mayor, ataupun penerbit yang masih dalam pengembangan kearah yang besar, atau juga penerbit yang sifatnya mandiri atau independent. Berbicara masalah independent, saat ini banyak juga penerbit yang bergerak sendiri secara mandiri atau independent

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Independen adalah kebebasan, bebas, merdeka atau berdiri sendiri. Secara umum, independen adalah  sebagai sikap mental yang tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat mengganggu pertimbangan profesional, sehingga memungkinkan seseorang individu untuk memiliki integritas dan bertindak secara objektif, serta menerapkan skeptisisme profesional.

Menurut Wikipedia, Penerbit independen atau penerbit indie atau penerbit mandiri adalah cara alternatif untuk menerbitkan buku atau media yang bisa dilakukan secara mandiri oleh penulis. Pada umumnya, dalam hal penjualan, penerbit independen memiliki pasar yang lebih kecil dibandingkan dengan penerbit mayor atau penerbit besar.

Narasumber menjelaskan, Pada zaman melenial ini semua orang bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yang kita bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru pastinya memiliki banyak kisah dan pengalaman inspiratif. Kisah dan pengalaman inspiratif tersebut perlu kita tulis dan selesaikan untuk diterbitkan bukunya agar menjadi bermanfaat bagi orang lain atau pembaca.

Narasumber menjelaskan lagi bahwa untuk bisa terlatih menulis memang butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis. Berbicara tentang motivasi, ada banyak kata-kata motivasi agar kita terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya.

Berikut ada beberapa kata-kata motivasi yang bisa menjadi penyemangat kita saat menulis :

"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib




"Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al-Ghazali 


Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan Buku yang Tepat.

Menurut narasumber, Seorang yang ingin  bisa menulis dan menerbitkan buku, maka perlu memahami tahapan menerbitkan buku. Berikut Ada 5 tahapan yang harus dilalui:

1.    Prawriting.

  • Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dg peka terhadap sekitar ( Pay attention).
  • Penulis hrs kreatif menangkap fenomena yg terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.
  • Penulis banyak membaca buku.

2.    Drafting

Penulis mulai menulis naskah buku sesuai  yang dengan apa yang die sukai ( pasion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dg penuk kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.


3.    Revisi

Setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang,   naskah mana yg perlu ditambahkan.

 

4.    Editting/ Swasunting

Setelah naskah kita revisi maka masuk tahapan editting. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit, kan malu kalau banyak kesalahan. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI.

 

5.    Publikasi 

Jika tulisan Anda yg berupa naskah buku sudah yakin maka Anda memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

 

Setelah selesai, mungkin timbul pertanyaan “apakah kita sudah mempunyai pandangan tentang penerbit yang akan menerbitkan buku kita?

Dengan timbulnya pertanyaan, jangan khawatir buat teman-teman karena kita bisa menyerahkan naskah kita kepada penerbit indie, adalah penerbit (Independen) yang kita tahu. Narasumber memberi tahu Beberapa penerbit indie yang ada, yaitu:

Ø  Oase

Ø  Gemala

Ø  YPTD  

Ø  Kamila Press Lamongan.

Narasumber menjelaskan kembali, penerbit buku ada 2 macam. Pertama adalah Penerbit Mayor dan kedua adalah Penerbit Indhie. Berikut perbedaan nya :

1.    Jumlah Cetakan di penerbit mayor.

  • Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.
  • Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD (Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dan lain-lain.

 

2.    Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

  • Penerbit mayor :

Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

  • Penerbit indie :

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan, tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti akan diterbitkan. Penerbit indie adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

 

3.    Profesionalitas

  • Penerbit mayor :

Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

  • Penerbit indie :

Penerbit indie pun profesional, tetapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak, jadi, jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit kita dan jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan book paper ( kertas coklat halus). Penerbit indie akan menjaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas coklat halus dan awet ( book paper).

 

4.    Waktu Penerbitan

  • Penerbit mayor :

Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

  • Penerbit indie :

Tentu berbeda, penerbit inti akan segera memproses naskah yang diterima dengan cepat. Dalam hitungan minggu buku kita sudah bisa terbit. Karena memang penerbit indie tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Penerbit indie menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

 

5.    Royalti

  • Penerbit mayor :

kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

  • Penerbit indie :

umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dan lain-lain.

 

6.    Biaya penerbitan

  • Penerbit mayor :

Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit.

  • Penerbit indie :

Berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.

Narasumber memberikan gambaran tentang Penerbit Indie yang dikelolannya yaitu Penerbit KAMILA PRESS LAMONGAN yang melayani cetak buku, dengan jasa ISBN,  editing,  Lay out, dan  design cover buku  dengan harga terjangkau.

Adapun syarat-syarat penerbitan buku di KAMILA PRESS LAMONGAN:

1.    Mengirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskah daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dengan fotonya dan sinopsis

2.    Ketik  A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf  Arial, calibri atau  Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA atau email gusmukminin@gmail.com



Sudah banyak buku yang diterbitkan oleh Kamila Press termasuk narasumber sendiri yang sudah menerbitkan bukunya dan kebetulan Beliau juga menjadi Direktur nya.

Beberapa contoh buku yang sudah diterbitkan :







Jadi bagaimana teman-teman?, jangan khawatir jika kita sudah menulis buku dan ingin diterbitkan. Ada banyak macam penerbit indie disekitar kita. Silahkan memilih penerbit mana yang akan menjadi rekan kita dalam menerbitkan buku kita nanti. Mungkin penerbit Kamila Press bisa menjadi pilihan teman-teman. 

Bagi pemikir, buah fikirnya hanya akan bersemayam dalam fikiran jika tak diucapkan dan ditulis. Bagi pembicara, pembicaraannya hanya akan menguap lewat suara bila tak dituliskan. Bagi penulis ,tulisannya akan tersimpan dalam catatan jika tak dipublikasikan. Bagi penulis media, tulisnnya akan tertimpa materi tulisan lain jika tak dibukukan. Maka, ucapkan dan tuliskan yang ada dalam fikiran. Publikasikan dan bukukan apa yang sudah ditulis.,agar banyak orang yang dapat membacanya. Abadi dalam bentuk  kumpulan buah fikiran yang tertulis dan tersusun rapi dalam sebuah buku. (Helwiyah)

"Tiada kata terlambat untuk menulis, tulislah segera apa yang Anda suka, Anda lihat, Anda baca, Anda dengar,   Anda rasakan untuk berbagi kebaikan". ( Cak Inin 2020)

"Torehkan penamu dari hikmah jejak kakimu siapa tahu itu jadi penolongmu". (Cak Inin 2020)

 

Semoga bermanfaat

Salam hangat penuh semangat


2 komentar:

  Persiapan Menjelang Liburan   Assalamualaikum... Hai Teman-teman... Beberapa saat lagi kita akan memasuki masa liburan, liburan kali...