Mengenal
Penerbit Indie
Pertemuan : 17
Moderator :
Ibu Helwiyah
Nara
Sumber : Bpk. Mukminin,
S. Pd, M. Pd
Tema : Mengenal Penerbit
Indie
Assalamu’alaikum Teman-teman
Kelas Belajar Menulis PGRI Gelombang 27 kali ini sudah mencapai pertemuan ke 17. Kelas kali ini yang bertugas sebagai moderator adalah Ibu Helwiyah. Beliau adalah Alumni BM Angkatan 20.
Narasumber pada kesempatan kali ini adalah Bpk. Mukminin, S.Pd., M.Pd. Beliau adalah Alumni Kelas BM Gelombang 8. Beliau lahir di Jombang, 6 Juli 1965. Beliau pernah bersekolah di SDN dan SMP Segodorejo Sumobito 1979, Lulus SPN Jombang 1985, Lulus D2 IKIP NEGERI Surabaya tahun1987. Lulus S1 IKIP PGRI Tuban 1998, kemudian Lulus S2 UNISDA LAMONGAN 2012. Jurusan Bahasa dan Sarta Indonesia. Saat ini Beliau adalah Guru di SMPN I Kedungpring Lamongan Jawa Timur. Beliau juga merupakan seorang Direktur dari Penerbit buku Kamila Press Lamongan. Beliau juga sudah banyak menerbitkan buku antologi maupun buku solo.
Materi yang disampaikan oleh nara sumber pada kali ini adalah tentang Mengenal Penerbit Indie.
Teman-teman
Dalam menerbitkan buku yang sudah kita tulis dan buat, ada bermacam-macam penerbit yang bisa menjadi pilihan, namun kita harus bisa memilih mana penerbit yang benar-benar sudah besar atau biasa disebut Penerbit Mayor, ataupun penerbit yang masih dalam pengembangan kearah yang besar, atau juga penerbit yang sifatnya mandiri atau independent. Berbicara masalah independent, saat ini banyak juga penerbit yang bergerak sendiri secara mandiri atau independent
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Independen adalah kebebasan, bebas, merdeka atau berdiri sendiri. Secara umum, independen adalah sebagai sikap mental yang tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat mengganggu pertimbangan profesional, sehingga memungkinkan seseorang individu untuk memiliki integritas dan bertindak secara objektif, serta menerapkan skeptisisme profesional.
Menurut Wikipedia, Penerbit independen atau penerbit indie atau penerbit mandiri adalah cara alternatif untuk menerbitkan buku atau media yang bisa dilakukan secara mandiri oleh penulis. Pada umumnya, dalam hal penjualan, penerbit independen memiliki pasar yang lebih kecil dibandingkan dengan penerbit mayor atau penerbit besar.
Narasumber menjelaskan, Pada zaman melenial ini semua orang bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yang kita bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru pastinya memiliki banyak kisah dan pengalaman inspiratif. Kisah dan pengalaman inspiratif tersebut perlu kita tulis dan selesaikan untuk diterbitkan bukunya agar menjadi bermanfaat bagi orang lain atau pembaca.
Narasumber menjelaskan lagi bahwa untuk bisa terlatih menulis memang butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis. Berbicara tentang motivasi, ada banyak kata-kata motivasi agar kita terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya.
Berikut
ada beberapa kata-kata motivasi yang bisa menjadi penyemangat kita saat menulis
:
"Semua
orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib
"Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al-Ghazali
Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan Buku yang Tepat.
Menurut
narasumber, Seorang yang ingin bisa
menulis dan menerbitkan buku, maka perlu memahami tahapan menerbitkan buku. Berikut
Ada 5 tahapan yang harus dilalui:
1. Prawriting.
- Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dg peka terhadap sekitar ( Pay attention).
- Penulis
hrs kreatif menangkap fenomena yg terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.
- Penulis banyak membaca buku.
2.
Drafting
Penulis mulai menulis naskah buku sesuai yang dengan apa yang die sukai ( pasion).
Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dg penuk kreatif
merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.
3.
Revisi
Setelah naskah selesai maka kita lakukan
revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang
perlu dibuang, naskah mana yg perlu
ditambahkan.
4.
Editting/
Swasunting
Setelah naskah kita revisi maka masuk tahapan
editting. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan
tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai
"Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit,
kan malu kalau banyak kesalahan. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan
bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI.
5.
Publikasi
Jika tulisan Anda yg berupa naskah buku sudah
yakin maka Anda memasuki tahap Publikasi atau penerbitan buku.
Setelah selesai, mungkin timbul pertanyaan “apakah kita sudah mempunyai pandangan tentang penerbit yang akan menerbitkan buku kita?
Dengan timbulnya pertanyaan, jangan khawatir buat teman-teman karena kita bisa menyerahkan naskah kita kepada penerbit indie, adalah penerbit (Independen)
yang kita tahu. Narasumber memberi tahu Beberapa penerbit indie yang ada,
yaitu:
Ø Oase
Ø Gemala
Ø YPTD
Ø Kamila Press Lamongan.
Narasumber
menjelaskan kembali, penerbit buku ada 2 macam. Pertama adalah Penerbit Mayor
dan kedua adalah Penerbit Indhie. Berikut perbedaan nya :
1.
Jumlah
Cetakan di penerbit mayor.
- Penerbit
mayor mencetak bukunya secara masal.
Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar
untuk dijual di toko-toko buku.
- Penerbit
indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang
dikenal dengan POD (Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media
online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dan lain-lain.
2.
Pemilihan
Naskah yang Diterbitkan
- Penerbit
mayor :
Naskah harus melewati
beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja,
menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal
1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan
mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan
setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin
ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.
- Penerbit
indie :
Tidak menolak naskah.
Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan, tidak melanggar
undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung
unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti akan diterbitkan. Penerbit indie
adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.
3.
Profesionalitas
- Penerbit
mayor :
Penerbit mayor tentu
saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.
- Penerbit
indie :
Penerbit indie pun
profesional, tetapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan
buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak, jadi, jual. Sebagai penulis,
harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit kita dan jangan tergoda dengan
paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen
pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang
murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan book paper ( kertas
coklat halus). Penerbit indie akan menjaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi
buku kertas coklat halus dan awet ( book paper).
4.
Waktu
Penerbitan
- Penerbit
mayor :
Pada umumnya sebuah
naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika
naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga
yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar,
banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa
cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang
ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh
distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.
- Penerbit
indie :
Tentu berbeda,
penerbit inti akan segera memproses naskah yang diterima dengan cepat. Dalam
hitungan minggu buku kita sudah bisa terbit. Karena memang penerbit indie tidak
fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Penerbit indie
menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya
dan layak diterbitkan sehingga tidak memiliki pertimbangan rumit dalam
menerbitkan buku.
5.
Royalti
- Penerbit
mayor :
kebanyakan penerbit
mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya
dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan
penjualan buku.
- Penerbit
indie :
umumnya 15-20% dari harga buku. Dipasarkan dan dijual
penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dan lain-lain.
6.
Biaya
penerbitan
- Penerbit
mayor :
Biaya penerbitan
gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja
sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut
di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk
menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian
hanya ada di pihak penerbit.
- Penerbit
indie :
Berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.
Narasumber
memberikan gambaran tentang Penerbit Indie yang dikelolannya yaitu Penerbit
KAMILA PRESS LAMONGAN yang melayani cetak buku, dengan jasa ISBN, editing,
Lay out, dan design cover
buku dengan harga terjangkau.
Adapun
syarat-syarat penerbitan buku di KAMILA PRESS LAMONGAN:
1.
Mengirimkan
naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskah daftar isi,
daftar pustaka, biodata penulis dengan fotonya dan sinopsis
2.
Ketik A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran
fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan
huruf Arial, calibri atau Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA
atau email gusmukminin@gmail.com
Sudah
banyak buku yang diterbitkan oleh Kamila Press termasuk narasumber sendiri yang
sudah menerbitkan bukunya dan kebetulan Beliau juga menjadi Direktur nya.
Beberapa
contoh buku yang sudah diterbitkan :
Jadi bagaimana teman-teman?, jangan khawatir jika kita sudah menulis buku dan ingin diterbitkan. Ada banyak macam penerbit indie disekitar kita. Silahkan memilih penerbit mana yang akan menjadi rekan kita dalam menerbitkan buku kita nanti. Mungkin penerbit Kamila Press bisa menjadi pilihan teman-teman.
Bagi pemikir, buah fikirnya hanya akan bersemayam dalam fikiran jika tak diucapkan dan ditulis. Bagi pembicara, pembicaraannya hanya akan menguap lewat suara bila tak dituliskan. Bagi penulis ,tulisannya akan tersimpan dalam catatan jika tak dipublikasikan. Bagi penulis media, tulisnnya akan tertimpa materi tulisan lain jika tak dibukukan. Maka, ucapkan dan tuliskan yang ada dalam fikiran. Publikasikan dan bukukan apa yang sudah ditulis.,agar banyak orang yang dapat membacanya. Abadi dalam bentuk kumpulan buah fikiran yang tertulis dan tersusun rapi dalam sebuah buku. (Helwiyah)
"Tiada kata terlambat untuk menulis, tulislah segera apa yang Anda suka, Anda lihat, Anda baca, Anda dengar, Anda rasakan untuk berbagi kebaikan". ( Cak Inin 2020)
"Torehkan
penamu dari hikmah jejak kakimu siapa tahu itu jadi penolongmu". (Cak Inin 2020)
Semoga bermanfaat
Salam
hangat penuh semangat
Top markotop deh resumenya
BalasHapusTerima kasih Bu, mohon bimbingan
BalasHapus