Senin, 26 September 2022

Konsep Buku Non Fiksi


 

Konsep Buku Non Fiksi

 

Pertemuan                : 15

Moderator                  : Ibu Musiin, M. Pd.

Nara Sumber             : Ibu. Arofiah Afifi

Tema                          : Konsep Buku Non Fiksi

 

Assalamu’alaikum Teman-teman

Kelas Belajar Menulis PGRI Gelombang 27 kali ini sudah mencapai pertemuan ke 15 Kelas. kali ini yang bertugas sebagai moderator adalah Ibu Arofiah Afifi, yang biasa di panggil Bu Ovi.  

Narasumber pada kesempatan kali ini adalah Ibu Musiin, M. Pd, yang biasa dipanggil Bu Iin oleh orang-orang di sekitarnya. Beliau lahir di kota Tahu Takwa Kediri dan merupakan seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri sejak tahun 1998. Memiliki hobi membaca buku, menulis, travelling  dan memasak. Kecintaan akan profesi guru Bahasa Inggris membawanya menempuh Short Course di SEAMEO RELC Singapura tahun 2015. Pengalaman mengajar dimulai dari menjadi dosen pada tahun 1994 di STKIP PGRI Jombang, STIE Dewantara Jombang dan tutor bagi pekerja asing di PT Chiel Jedang Jombang. Di lingkungan dunia pendidikan, Beliau aktif menjadi tim pengembang mata pelajaran Bahasa Inggris dan tim penilai angka kredit guru di tingkat Kabupaten Kediri. Dalam bidang kewirausahaan, Beliau merupakan founder PT In Jaya yang bergerak di bidang ekspedisi untuk pendistribusian produksi Indomarco dan Indolakto Pasuruan. Selain itu PT In Jaya merupakan pemasok bahan baku tebu  bagi pabrik gula di wilayah Madiun, Malang dan Kediri. Kebetulan Beliau adalah alumni kelas belajar menulis gelombang 8 yang  mendapat tantangan menulis  Prof. Eko Indrajit,  dan berhasil menaklukkan tantangan menulis Prof Eko. Beliau telah banyak melahirkan Buku baik antologi maupun solo. Buku Beliau telah berhasil menghias indah di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya beliau berjudul Literasi Digital Nusantara Meningkatkan Daya Saing Generasi.

Materi yang disampaikan oleh nara sumber pada kali ini adalah tentang Konsep Buku Non Fiksi.

Teman-teman

Saat kita ingin menulis sesuatu, mungkin hanya baru terfikirkan atau terbayangkan dalam benak kita tentang apa yang mau kita tulis, atau mungkin baru hanya ada ide yang terbayangkan, nah dari ide itulah kita wujudkan dan kita kongkretkan dalam bentuk abstrak. Inilah yang dinamakan konsep atau rancangan. Sehingga konsep atau rancangan tersebut yang nanti dikembangkan menjadi bentuk tulisan utuh. Bisa jadi tulisan-tulisan tersebut dapat menjadi suatu cerita non fiksi. Non fiksi adalah karangan atau tulisan yang bersifat informatif yang bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian Buku Non Fiksi adalah yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan (tentang karya sastra, karangan, dan sebagainya). Nonfiksi adalah klasifikasi untuk setiap karya informatif yang pengarangnya dengan itikad baik bertanggung jawab atas kebenaran atau akurasi dari peristiwa, orang, dan/atau informasi yang disajikan (Wikipedia).

Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir cinta menulis.

Mengapa kita harus menulis?. Dan Poynter, seorang penulis terkenal pernah menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis  mengukir perjalanan  hidup kita. Jadi,  semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak.

 


Nara sumber juga menjelaskan sebelum menulis buku, kita harus menemukan alasan yang kuat mengapa ingin menjadi penulis. Beliau memberikan alasan mengapa Beliau ingin menjadi penulis :

  1. Mewariskan ilmu lewat buku
  2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
  3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.
  4. Mendorong diri sendiri untuk terus belajar.

Berikut ada kutipan terkenal dari Imam Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer yang bisa menjadi penguat kita mengapa kita ingin menjadi penulis.




Menurut nara sumber, Buku nonfiksi adalah sebuah bentuk buku yang berisi karangan atau tulisan yang sifatnya berupa informasi dan penulisnya memiliki tanggung jawab atas isi kebenaran isi buku tersebut yang diambil dari peristiwa, orang, tempat atau fakta informasi di dalam buku tersebut.

Berikut ini adalah contoh-contoh buku nonfiksi :

  1. Buku Pedoman
  2. Buku Teks
  3. Buku Pelajaran
  4. Buku Motivasi
  5. Buku Filsafat
  6. Buku Sains Populer
  7. Kamus
  8. Ensiklopedia
  9. Biografi
  10. Otobigrafi
  11. Memoar

Kemudian, ciri-ciri buku nonfiksi adalah sebagai berikut :

  1. Menggunakan Bahasa Yang Baku Atau Formal      
  2. Menggunakan bahasa yang denotatif.
  3. Isi buku berkaitan dengan fakta
  4. Tulisan bersifat ilmiah popular
  5. Hasil penemuan atau yang sudah ada

Lebih lanjut, nara sumber menjelaskan dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

  1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) Contoh: Buku Pelajaran
  2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan
  3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara)

Langkah-langkah dalam penulisan buku nonfiksi terdapat lima langkah yaitu adalah sebagai berikut :

  1. Pratulis
  2. Menulis Draf
  3. Merevisi Draf
  4. Menyunting Naskah
  5. Menerbitkan

 

Dalam langkah pertama dalam penulisan Buku Non Fiksi yakni Pratulis, kita dapat membuat beberapa tahapan, yaitu :

  1. Menentukan tema
  2. Menemukan ide
  3. Merencanakan jenis tulisan
  4. Mengumpulkan bahan tulisan
  5. Bertukar pikiran
  6. Menyusun daftar
  7. Meriset
  8. Membuat Mind Mapping
  9. Menyusun kerangka

Untuk menentukan Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah bisa tentang parenting, pendidikan, motivasi dan lain-lain..

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, kita bisa mendapatkan dari berbagai hal, contoh diantaranya dari :

  1. Pengalaman pribadi
  2. Pengalaman orang lain
  3. Berita di media massa
  4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
  5. Imajinasi
  6. Mengamati lingkungan
  7. Perenungan
  8. Membaca buku
  9. Survey
  10. Wawancara

Untuk itu kita harus selalu terus membaca, dan berpikir kritis. Tujuannya adalah kita bisa menangkap fenomena alam, maupun sosial dengan cerdas. Semua murid semua guru harus menjadi pedoman kita, supaya kita terus belajar, belajar dan belajar.

Nara sumber menjelaskan lagi soal tema yang diangkat di bukunya adalah tentang pendidikan. Idenya berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020. Referensinya  berasal dari data dan fakta yang diperoleh dari literasi di internet.

Kemudian, untuk referensi penulisan buku bisa dari sumber-sumber berikut ini:

  1. Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
  2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
  3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;
  4. Penemuan yang telah didapatkan.
  5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya dalam kegiatan Pratulis adalah membuat kerangka. Contoh Kerangka tulisan dalam buku yang buat oleh nara sumber yang diajukan dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan yang berjudul Literasi Digital Nusantara Meningkatkan Daya Saing Generasi, adalah sebagai berikut :

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial

B. UU ITE

C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian

B. Elemen

C. Pengembangan

D. Kerangka Literasi Digital

E. Level Kompetensi Literasi Digital

F. Manfaat

G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga

B. Sekolah

C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C. Membangun Digital Mindset Warganet +62


Berikut ini merupakan anatomi buku nonfiksi, yaitu :

  1. Halaman Judul
  2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
  3. Halaman Daftar Isi
  4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
  5. Halaman Prakata
  6.  Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
  7. Bagian /Bab
  8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
  9. Halaman Glosarium
  10. Halaman Daftar Pustaka
  11. Halaman Indeks
  12. Halaman Tentang Penulis

Langkah Kedua dalam penulisan Buku Non Fiksi yakni Menulis Draf, kita dapat membuat beberapa tahapan, yaitu :

  1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
  2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah Ketiga dalam penulisan Buku Non Fiksi yakni Merevisi Draf, dengan tahapan, sebagai berikut :

  1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
  2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah Keempat dalam penulisan Buku Non Fiksi yakni Menyunting Naskah, yang sesuai dengan KBBI dan PUEBI, diantaranya adalah :

  1. Ejaan
  2. Tata bahasa
  3. Diksi
  4. Data dan fakta
  5. Legalitas dan norma

Demikianlah teman-teman, ulasan tentang konsep buku non fiksi, yang bisa menjadi acuan teman-teman untuk bisa memulai menulis buku non fiksi, yang tentunya sesuai dengan tahapan dan langkah-langkah yang sudah dijabarkan. Dan ini juga bisa menjadi reminder buat saya pribadi.

“Saya secara pribadi telah berhasil mengalahkan ketakutan dari diri saya sendiri. Ketakutan itu ternyata  merendahkan potensi saya untuk menulis”. (Musiin, M. Pd)

"Jika ditanya , bagaimana kamu menulis, maka aku akan menjawab, satu demi satu kata. (Stephen king).

Semoga bermanfaat

Salam hangat penuh semangat


2 komentar:

  Persiapan Menjelang Liburan   Assalamualaikum... Hai Teman-teman... Beberapa saat lagi kita akan memasuki masa liburan, liburan kali...