Menulis Di Kala Sakit
Pertemuan : 24
Moderator :
Ibu Raliyanti
Nara
Sumber : Bpk. Suharto,
M. Pd
Tema : Menulis Di Kala
Sakit
Assalamu’alaikum Teman-teman
Kelas Belajar Menulis PGRI Gelombang 27 kali ini sudah mencapai pertemuan ke 24. Kelas kali ini yang bertugas sebagai moderator adalah Ibu Raliyanti, yang berasal dari Jakarta. Beliau adalah peserta/alumni kelas BM PGRI Gelombang 20 dibawah bimbingan Om Jay. Beliau sudah membuat buku solo dan antologi. Beliau juga sudah menjadi salah satu anggota Tim Om Jay yang sering menjadi Moderator juga pembuat flyer disetiap kegiatan.
Narasumber pada kesempatan kali ini adalah Bpk. Suharto, M. Pd. Beliau adalah Seorang Guru Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Jakarta yang mengajar Mata Pelajaran Fiqih. Beliau juga seorang Bloger, Motivator, Inspirator, Literat, dan Desainer Cover Buku. Beliau sudah banyak menerbitkan buku baik buku antologi maupun buku solo.
Materi
yang disampaikan oleh nara sumber pada kali ini adalah tentang Menulis Di Kala
Sakit.
Teman-teman,
Pastinya setiap kita berdo’a kita selalu ingin diberikan kesehatan, diberikan kemudahan dalam menjalankan aktifitas kita sehari-hari. Namun fisik yang kita rasakan ini tidak seterusnya sehat, dan terkadang kita pasti mengalami yang namanya sakit. Memang tidak nyaman rasanya jika fisik kita mengalami sakit, karena aktifitas kita menjadi terganggu. Mau istirahat total tak bisa, terkadang masih memikirkan hal-hal yang biasa kita lakukan setiap hari.
Namun, itu semuanya tak pernah menjadi penghalang bagi Bpk. Suharto, M. Pd. Beliau merupakan nara sumber pada kelas kali ini yang akan membagi kisah dan pengalamannya dalam melakukan aktifitasnya ketika Beliau sakit. Bahkan bukan hanya menjalankan aktifitas rutin saja, malahan Beliau lebih aktif lagi dikala sakit sehingga banyak karya-karya Beliau yang sudah di bukukan dalam bentuk karya buku.
Narsumber menceritakan kilas balik ke belakang saat awal mula Beliau belum menjadi penulis. Kata nya Beliau termasuk orang yang tidak bisa menulis, sehingga menjadi guru sudah puluhan tahun tidak ada karya tulis yang dihasilkan. Awal menulis berawal karena butuh sebuah karya tulis, baik yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah. Kebetulan saya seorang ASN. Dahulu kenaikan pangkat sangat mudah. Namun, ketika saya berada pada golongan III.d. dan ingin naik golongan ke IV.a. persyaratan wajib harus mempunyai karya tulis ilmiah dan buku penunjang lainnya.
Hingga kemudian Akhirnya Beliau mencari pelatihan menulis lewat medsos (Facebook). Ketika men-scroll FB ada pelatihan di Wisma UNJ yang diselenggarakan oleh komunitas sejuta guru ngeblog (KSGN), maka bertemulah dengan orang -orang hebat. Siapa mereka? Sudah tidak asing lagi bagi kita, yaitu: Bang Namin, Om Jay, Om Dedi, dan yang lainnya.
Hampir
tiga kali pelatihan Beliau ikuti kegiatan KSGN. Dan dari sinilah, Beliau mendapat
kunci bagaimana caranya menulis. Pada pelatihan pertama Beliau dapat ilmu
tentang menulis PTK. Pada pelatihan ke-2 sekitar tgl 27-29 Desember 2016 di
Wisma UNJ. Dari sini Beliau sudah dapat menulis buku Antologi perdana dengan
judul Bukan Guru Biasa.
Kemudian keikutsertaan Beliau pada pelatihan ke-3 tentang public speaking, kebetulan salah satu materinya tentang menulis dan narasumbernya adalah Om Jay. Dari Om Jay Beliau menemukan kunci bagaimana menulis. Itupun disebabkan karena bertanya kepada Om Jay. beliau bertanya tentang bagaimana cara memulai untuk menulis? Apa yang harus ditulis? Dan bagaimana cara mengakhiri sebuah tulisan?. Om Jay menjawab Tulis apa yang ada disekitar kita, tulis apa yang kita bisa, tulis materi yang kita kuasai, tulis apa yang kita alami, ide menulis banyak berserakan di sekitar kita, tulis dengan bahasa yang sederhana yang penting pesannya tersampaikan, dan lainnya.
Setelah mengikuti beberapa kali pelatihan, Beliau menulis apa yang bisa ditulis dan di alami sehingga menjadi sebuah tulisan. Hampir setiap hari menulis satu artikel. Sambil menulis beliau tidak berhenti untuk mencari Pelatihan menulis lagi lewat medsos. Hingga hampir dua tahun berturut-turut Beliau berkelana mencari ilmu tentang menulis, serta meninggalkan anak dan istri dengan biaya lumayan untuk mengikuti pelatihan menulis di berbagai kota dan daerah. Dan pada suatu saat Beliau melihat ada pelatihan di daerah Cipanas Jawa barat yang diselenggarakan oleh komunitas menulis Media Guru. Beliau daftar dan pada tanggal 27-29 Desember 2017 mengikuti pelatihan menulis selama tiga hari dua malam. Dari pelatihan itu terbitlah buku solo perdana Beliau dengan judul "Mengejar Azan" buku perdana ini kemudian meminta temannya untuk melukisnya, lalu diberikan bingkai dan diletakkan di depan meja kerjanya.
Namun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Tiba-tiba badai tornado meluluh lantahkan kebahagiaan Belau. Dengan hitungan jam tubuh nya lunglai, semua syaraf mati, seluruh tubuh tidak dapat bergerak, lidah tertarik, urat wajah pun tertarik, suara hilang, dan nafaspun tidak bisa. Akhirnya nafas pun dibantu dengan oksigen dan ventilator. 1 bulan 13 hari dirawat di ruang ICU. Dengan hitungan hari tubuh yang besar lagi tingi tinggal tulang berbalut kulit. Banyak teman-temannya bilang kalau sepertinya Beliau tidak ada harapan. Di ruang ICU tidak ada perubahan, lalu dipindah ke ruang yang lebih intensif, ruang HCU. Ditemani oleh 2 suster dan 1 dokter yang jaga. Hampir 3 bulan dirawat di ruang HCU. Setelah lepas ventilator, Beliau sudah bisa pulang dalam kondisi masih memakai oksigen. Pulang dari rumah sakit masih dalam kondisi sakit.
Hampir satu tahun seluruh tubuh tak bergerak, setelah itu mulai satu persatu bergerak. Hari-hari hanya terbaring di tempat tidur. Jenuh, bosan, hampir saja stress. Saat terbaring dirumah, kebetulan gawai sang istri diletakkan didadanya yang tertingga. Beliau mencoba menyentuhnya, ternyata bisa. Dan ketika sang istri pulang mengajar langsung meminta gawai milik nya yang selama setahun lebih tidak pernah digunakan, dan sang Istri langsung membelikan kartu baru. Dari situlah Beliau mulai melacak Facebook, butuh waktu tiga hari baru terlacak password-nya. Dan setelah itu Beliau mulai menulis kembali. Beliau menulis dengan satu tema, yaitu tentang motivasi hidup. Hampir setiap hari selalu menulis. Malam mencari ide dan selesai subuh menulisnya.
Senin
sampai jumat menulis motivasi. Sabtu dan Minggu menulis tentang apa yang sedang
Beliau alami dan rasakan. Semua tulisan langsung dibagikan ke Facebook. Banyak
yang mengapresiasi dan menunggu tulisan-tulisan berikutnya. Di antara
orang-orang yang melihat tulisan Beliau di medsos, ternyata hadir pula Om Jay
memberikan komentar dan mengajak Vidio call, dan mengajak untuk ikut pelatihan
menulis di gelombang 8. Sampai pelatihan selesai, Beliau tidak lulus, karena
tidak mengumpulkan resume. Tetapi semua materi yang dibuat disimpan di blog dan
wordpress. Dengan mengikuti pelatihan menulis PGRI bagi Beliau itu merupakan menambah nutrisi untuk
membuat tulisan menjadi lebih hidup. Akhirnya lahirlah buku perdana ketika
sakit, dengan judul GBS Menyerangku, dan secara bersamaan terbit buku kedua,
judul Menuju Pribadi unggul; Seni Menata Diri. Buku ini di bawah bimbingan pak
Akbar Zaenudin.
Narasumber
kembali menjelaskan tentang dirinya yang mendapat hikmah menulis dikala sakit,
yaitu :
- Kedatangan
para youtuber ( Chanel Akbar Zaenudin "Guru Inspiratif" dan Chanel
Sutrisno Muslim "Kesempatan Kedua Mengubahku")
- Mendapatkan
Penghargaan "Pahlawan Pendidikan" dari Bang Japar Jakarta.
- Menjadi
Narasumber pelatihan menulis di
Komunitas belajar menulis di KSGN PGRI.
- Banyak
punya teman hingga banyak yang bantu menerbitkan buku
- Banyak
teman ditempat kerja yang terinspirasi membuat buku
- Belajar
membuat desain cover buku sehingga bisa buat untuk sendiri maupun bantu teman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar