Menulis Itu Mudah
Pertemuan : 26
Moderator : Ibu Yandri
Novita Sari
Nara Sumber : Prof. Dr. Ngainun Naim
Tema :
Menulis Itu Mudah
Assalamu’alaikum Teman-teman
Kelas Belajar Menulis PGRI Gelombang 27 kali ini sudah mencapai pertemuan ke 26. Kelas kali ini yang bertugas sebagai moderator adalah Ibu Yandri Novita Sari yang berasal dari Minagkabau Sumatra barat.
Narasumber pada kesempatan kali ini adalah Bpk. Prof. Dr. Ngainun Naim, S, Ag., M.H.I. Kelahiran Tulungagung, 19 Juli 1975. Beliau adalah seorang Guru Besar (Gubes) Bidang Ilmu Metodologi Studi Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Waktu penobatan menjadi Gubes UIN Tulungagung dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Trenggelek Bapak Syah Natanegara. Karya beliau sangat banyak, seperti menulis artikel, jurnal baik itu lingkup nasional dan internasional, buku solo dan antologi. Beliau adalah penggiat literasi. Sepak terjang Beliau dalam berkarya sudah tidak diragukan lagi.
Materi yang disampaikan oleh nara sumber pada kali ini adalah tentang Menulis Itu Mudah.
Teman-teman,
Dalam menulis, mungkin pernah merasakan kosong pikiran atau bingung mau menulis apa. Mungkin juga kita merasa kalau menulis itu seperti hantu yang menakutkan. Merasa menulis itu sangat-sangat susah. Karena kosong dan bingung bisa menjadi malas menulis, Mungkin juga dalam benak kita terbesit fikiran “Ah … nanti saja deh kalau sudah ada mood baik atau menunggu inspirasi datang”. “Nanti deh pas lagi ada waktu senggang”. “Duhh.. Mau menulis apa yah, kok otak mumet belum ada ide”. Beribu alasan yang ada dibenak, ujung ujungnya hanya kertas kosong dan layar computer pun kosong juga.
Bagi penulis pemula tentu saja sangat sulit mau menulis apa, topik tentang apa, ide yang bagaimana pasti selalu menghantui para penulis pemula, sedikit-sedikit dicoret, merasa tidak percaya diri, terkadang kita terlalu mengkritik tulisan kita sendiri dan ingin menampilkan hasil yang sempurna. Itu merupakan hal yang sering dan biasa hinggap dalam diri penulis. Hal ini juga sering saya alami saat membuat tulisan. Terasa jadi hambatan dalam kondisi tidak bisa berpikir apa yang harus ditulis atau bagaimana memproses tulisan.
Nara sumber memberikan penjelasan
menulis itu Relatif dan Bersyarat. Relatif itu artinya tidak selalu mudah.
Bersyarat artinya jika syarat tidak dipenuhi ya tidak mudah juga.
Relatif
Tulisan itu ada banyak jenisnya. Orang
yang terbiasa menulis, bahkan menulis di blog setiap hari, akan sulit saat
harus menulis karya ilmiah. Seperti membuat tesis, disertasi, atau jurnal ilmiah.
Sebaliknya, orang yang terbiasa menulis ilmiah, sulit juga ketika menulis
populer seperti kita membuat catatan resume. Orang yang terbiasa menulis
ilmiah, akan sulit juga jika disuruh menulis fiksi. Dan seterusnya. Maka
menulis akan mudah jika kita menulis sesuatu yang sesuai dengan kebiasaan dan
kemampuan kita. Jika belum terbiasa, maka bisa dimulai dari menulis hal-hal
yang diketahui dan dialami sehari-hari. Ini bisa jadi mudah.
Bersyarat
Nara sumber kembali menjelaskan tentang syarat menulis itu mudah, diantara syaratnya yaitu :
Motivasi
Jika ingin menulis, abaikan semua jenis
ketakutan. Takut jelek, takut kurang bagus, takut dibaca ahlinya. Abaikan saja,
bebaskan ketakutan itu. Tugas penulis itu ya hanya menulis. Pokoknya terus menulis. Setelah selesai, tugas selanjutnya
adalah menulis tulisan baru. Kita sudah bisa membaca, menulis, pernah sekolah.
Itu lebih dari cukup untuk bisa menulis. Musuh terbesar itu adalah diri
sendiri. Bangun motivasi diri untuk bersemangat menulis.
Yakinkan
bahwa menulis itu anugerah
Mengapa disebut anugerah?, karena hanya
orang tertentu yang mau dan mampu menulis. Ada yang mau tetapi tidak mampu. Ada
juga yang mampu tetapi tidak mau. Jadi kita harus mensyukuri anugerah ini dan
tetaplah menulis.
Menulis
memberikan banyak keajaiban hidup
Sebagai contoh pencapaian karir yang
dialami narasumber adalah selain anugerah dari Allah, ini juga berkat menulis.
Saat mengenyam pendidikan Sarjana hampir di keluarkan karena tidak ada biaya.
Harus menjual susu keliling demi membiayai dan menyelesaikan kuliahnya. Dan
hingga mendapatkan gelar Guru Besar itu merupakan keajaiban berkat menulis.
Jangan
mudah menyerah
Ini berlaku disemua kehidupan, bukan
hanya dalam hal menulis. Berjuang dengan penuh totalitas, itu menjadi kunci
penting agar tidak mudah menyerah. Menulis juga perlu perjuangan agar tidak
mudah menyerah ketika tulisan kita belum selesai. Terus bersemangat hingga
selesai.
Berjejaring
sosial
Saat
ini kita hidup di zaman jejaring. Maka kita bisa manfaatkan hal itu diantaranya
membuat Blog. Dengan rajin menulis di Blog, maka akan menjadikan menulis itu
mudah, karena kita terbiasa menulis untuk membuat tulisan. Kalau bisa minimal
satu haru satu tulisan.
Menulislah
sebanyak-banyaknya
Menulis bagi orang yang belum terbiasa
menulis itu jangan berfikir soal kualitas tulisannya, tetapi yang paling penting adalah menulis
sebanyak-banyaknya, nanti kualitas itu akan mengiringi terhadap hasil karya tulisan
yang kita hasilkan. Jika kita banyak menghasilkan karya, maka itu akan
menjadikan kita terampil. Terampil menulis itu adalah ketika tidak lagi
berfikir untuk menulis apa yang kita akan tulis, tetapi menulis apa yang ada didalam
fikiran kita. Jika kita sudah sampai pada taraf itu maka menjadikan menulis itu
mudah.
Kunci menulis itu adalah 6M, Membaca, Menulis,
Membaca, Menulis, Membaca, dan Menulis (Prof. Kuntowijoyo)
"Saya hidup untuk buku, aku adalah
buku". (J.K Rowling)
Semoga bermanfaat
Salam hangat penuh semangat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar